Nggak Cuma Fosil, Sekarang Ilmuwan Bisa “Lihat” DNA Masa Lalu
Bayangin kamu bisa ngintip isi tubuh mamalia purba dari 200 juta tahun lalu. Gila sih, tapi itulah yang baru aja dicapai oleh tim ilmuwan internasional pada Januari 2023. Mereka berhasil merekonstruksi genom nenek moyang semua mamalia modern!
Penelitian ini dipimpin oleh sekelompok ahli dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology dan diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Mereka menggunakan teknik komputasi supercanggih buat menyusun ulang DNA dari makhluk yang hidup jutaan tahun sebelum dinosaurus punah.
Uniknya, mereka nggak nemu fosil baru atau DNA utuh dari zaman prasejarah. Yang mereka lakukan adalah membandingkan genom dari 32 spesies mamalia modern, termasuk manusia, kelelawar, gajah, tikus, dan lumba-lumba—untuk menemukan “pola nenek moyang” yang bisa dipakai menyusun ulang potongan-potongan DNA purba.
Gimana Caranya Menyusun DNA dari Masa Silam?
Jadi, gini logikanya. Kalau kamu tahu bahwa manusia, anjing, dan lumba-lumba semua punya gen tertentu yang mirip, besar kemungkinan nenek moyang mereka juga punya gen itu. Nah, dengan membandingkan seluruh urutan genom (genome) dari berbagai mamalia, ilmuwan bisa menyusun semacam “peta leluhur” genetik.
Metodenya disebut ancestral genome reconstruction, dan hasilnya? Sebuah model DNA lengkap dari mamalia pertama di Bumi, yang kemungkinan besar hidup sekitar 180–200 juta tahun lalu, bentuknya mirip tikus kecil atau musang.
Genom purba ini punya lebih dari 19.000 gen, sebagian besar masih ditemukan di berbagai spesies mamalia saat ini. Jadi bisa dibilang, DNA kita sekarang masih membawa “warisan” dari makhluk mini zaman Jurassic itu.
Yang lebih gila lagi, urutan gen dalam genom tersebut ternyata sangat stabil—hanya berubah sedikit dalam ratusan juta tahun evolusi. Ini menunjukkan bahwa evolusi mamalia itu nggak semutlak perubahan bentuk, tapi lebih ke perubahan fungsi dan regulasi gen.
Apa Pentingnya Penemuan Ini?
Rekonstruksi genom ini bukan cuma sekadar nostalgia sains. Penemuan ini penting banget buat beberapa hal, antara lain:
- Melacak evolusi manusia dan penyakit: Dengan tahu gen-gen lama apa yang bertahan dan berubah, kita bisa ngerti asal usul penyakit genetik dan gimana cara tubuh manusia berevolusi menangani kondisi lingkungan.
- Menentukan titik cabang evolusi: Ini membantu ilmuwan memahami kapan dan bagaimana spesies tertentu mulai menyimpang dari nenek moyangnya, misalnya kapan mamalia laut mulai berkembang dari darat ke laut.
- Meningkatkan teknologi penyuntingan gen: Dengan informasi genom purba, kita bisa tahu bagian DNA mana yang penting dan stabil, dan mana yang bisa dimodifikasi untuk pengobatan genetik.
Bayangin kalau teknologi ini terus berkembang, kita bisa “menghidupkan kembali” gen-gen tertentu yang udah punah atau nggak aktif, kayak yang dilakukan di riset “de-extinction” mamut berbulu.
Masa Depan Evolusi di Tangan Komputer?
Penemuan ini juga jadi bukti bahwa biologi modern dan kecerdasan buatan makin nggak terpisahkan. Tanpa superkomputer, algoritma pemetaan genom, dan data genetik dari ratusan ribu spesies, studi ini mustahil bisa dilakukan.
Dan ini baru awal. Di masa depan, para peneliti berharap bisa:
- Menyusun genom spesies purba lain seperti dinosaurus atau burung awal
- Menyempurnakan “pohon keluarga” seluruh makhluk hidup
- Menggunakan simulasi genetik untuk memprediksi evolusi masa depan
Sains seperti ini bukan cuma soal masa lalu, tapi juga alat untuk memahami masa depan manusia dan kehidupan di Bumi.